Tuesday, October 18, 2005
don't hate me, mom !!!
Pagi tadi gw telat ke kantor. Mana hujan pulak! Ergh…lumayanlah sedikit berbasah-basah ria. Sampai di kantor, belon ada siapa-siapa. Setelah ngeberesin meja, gw langsung berkunjung ke kantor sebelah. Ergh…mana tau ada berita baru *maklumlah…dahaga gosip-gosip anyar sekitaran gedung gw*
Tanpa ngetuk-ngetuk pintu, gw langsung selonong boy aja. "A" lagi terpaku depan komputernya. Mendengar ada yang masuk, dia gelapapan. Buru-buru ngebuka kacamata dan menyeka matanya. Ergh…sedikit curigesyen deh.
Waktu dia udah persis di depan mata gw, baru gw liat kalo matanya merah dan masih berkaca-kaca. "A" NANGIS!!!

Nah loh!!! Ada apa? Ergh…sebagai gambaran, "A" adalah orang yang paling cuek dan slenge'an di gedung perkantoran gw ini. Tawa nya selalu membahana. Dan tingkat keisengannya udah mencapai bahkan melewati limit normal. Mendadak gw jadi ga enak hati, karna main masuk ke kantor orang aja without permit. Ergh…salah setingan deh.

"Ergh…sorry, "A"! Gw main masuk-masuk aja. Gw ga tau kalo lu lagi pengen sendiri."
"Gpp, DIE. Mo ngapain lu?"
"Ga penting sih. Gw Cuma mo minta teh celup aja" *mau ga mau, mesti boong deh*
"Tuh, deket dispenser. Ambil aja. Tumben lu nge-teh. Biasanya ngopi."
"Heuheuheuheu. lagi ngidam. Ergh, tengkiyu yah."

Setelah mendapatkan teh celupnya, gw buru-buru ngabur. Padahal teh celup di kantor gw masih ada 3 kotak lagi. Hiks!!!!

Tapi gw jadi ga enak hati nih ama si "A".

Ergh…mendingan teh nya gw seduh aja kali dicampur ama cream. Enak juga lah. Selesai nyeduh tehnya, gw balik ke meja gw. gw liat ada mail yang masuk. Dan mail itu dari si "A". judul mailnya Fw:Don't hate me Mom (sebuah renungan).

SEBUAH KISAH IRONIS DI IRLANDIA UTARA YANG TELAH DITERJEMAHKAN KEDALAM BAHASA INDONESIA SAYA IBU TERBURUK DIDUNIA INI

Oh, Tuhan, ijinkan aku menceritakan hal ini..., sebelum ajal menjemputku...
20 tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh... Sam, suamiku,memberinya nama Eric.
Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain saja untuk dijadikan budak atau pelayan. Namun Sam mencegah niat buruk itu.Akhirnya terpaksa saya membesarkannya juga.
Ditahun kedua setelah Eric dilahirkan sayapun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah... Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu menuruti perkataan saya.
Saat usia Angelica 2 tahun Sam meninggal dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup.
Saya pergi meninggalkan kampung kelahiran saya dengan beserta Eric yang sedang tertidur lelap. Kemudian saya tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun..., 2 tahun..., 5 tahun..., 10 tahun... telah berlalu sejak kejadian itu. Saya telah menikah kembali dengan Brad. Usia pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang.
Angelica telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi yang mengingatnya.
Sampai suatu malam... Malam dimana saya bermimpi tentang seorang anak...Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali... Ia melihat ke arah saya.
Sambil tersenyum ia berkata, "Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali pada mommy!"
Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun saya menahannya,
"Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?"
"Nama saya Elic, Tante."
"Eric...? Eric... Ya Tuhan! Kau benar-benar Eric???"
Saya langsung tersentak dan bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpa diri saya saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti sebuah film yang diputar di kepala saya. Baru sekarang saya menyadari betapa jahatnya perbuatan saya dulu. Rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya, saya harus mati..., mati..., mati... Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Eric melintas kembali di pikiran saya. Ya Eric, mommy akan menjemputmu Eric... Sore itu saya memarkir mobil Civic biru saya disamping sebuah gubuk, dan Brad dengan pandangan heran menatap saya dari samping.
"Mary, apa yang sebenarnya terjadi?"
"Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal yang telah saya lakukan dulu,"
Tapi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak... Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian.
Setelah tangis saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang. Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric... Eric... Saya meninggalkan Eric di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih saya berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu... Gelap sekali...Tidak terlihat sesuatu apapun juga! Perlahan mata saya mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu. Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya mengamatinya dengan seksama...Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan Eric sehari-harinya... Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan sayapun keluar dari ruangan itu... Air mata saya mengalir dengan deras. Saat itu saya hanya diam saja.
Sesaat kemudian saya dan Brad mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, saya melihat seseorang di belakang mobil kami. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang tu yang demikian kotor. Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau,
"Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!"
Dengan memberanikan diri, sayapun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?"
Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk!! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus menunggu ibunya dan memanggil, 'Mommy..., mommy!' Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu..."
Sayapun membaca tulisan di kertas itu...
"Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi...? Mommy marah sama Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric.
Bye, Mom..."
Saya menjerit histeris membaca surat itu.
"Bu, tolong katakan... Katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan menyayanginya sekarang! Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan...!!!"
Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras
"Nyonya, semua sudah terlambat (dengan nada lembut). Sehari sebelum nyonya datang, Eric telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana... Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana. Nyonya, dosa anda tidak terampuni!"
Saya kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi.
Marry Schleery

Ga berasa air mata gw juga menetes. Heuheuheuheu!! Ternyata init oh yang bikin si "A" berurai air mata. Oalah…mellownya anak itu! bisa-bisanya dia nangis *sambil lap air mata pake sapu tangan pink…hihihiihi* Gw telpon akh.
Brrr…brrr…brrr!
"Nape lu?"
"Gw udah baca forward-an elu. Ergh, bagus. Wajarlah lu nangis. Tadinya gw pikir lu diputusin cewek elu. Heuheuheu!!!"
"Lu nangis juga yah bacanya?"
"Pas baca surat si Eric ke nyokapnya doang!"
"Lu aja nangis, apalagi gw. Itu pengalaman gw juga."

Deggggg! Waduh…! Ergh, salah ngomong lagi deh! Mana gw udah cengangas cengenges. Payah nih mulut gw!!

"Ergh…sorry "A". Itu pengalaman elu?"
"Iyah. Heuheuheuheu! Gw dari umur 3 tahun dibuang nyokap gw."
"Ergh…I'll find if u wanna share to me."
"Nyokap gw anak tunggal. Dulu Nyokap gw diperkosa 3 kali dalam 1 malem. Trus bokap gw itu, kabur dan ga ada yang tau dia dimana. Nyokap gw trauma banget. Dia berkali-kali pengen ngegugurin gw, tapi ga pernah bisa berhasil. Malah gw lahir dengan selamat dan sehat banget. Tapi, nyokap gw ga pernah nyentuh gw dari bayi. Yang ngerawat gw dari bayi yah nenek gw. Dia benci banget ama gw. Soalnya muka gw katanya mirip banget ama bokap."

"A" berhenti sejenak.

"Waktu gw umur 3 tahun, nyokap gw pindah ke Surabaya. Gw ditinggal ama kakek-nenek gw. Ga lama kemudian dia nikah. Kakek-nenek gw pergi ke pernikahannya di Surabaya. Tapi gw dititip ama tetangga."

"A" diem lagi sejenak.

"Waktu Kakek gw meninggal, nyokap datang ama suaminya dan anak-anaknya. Tapi nyokap ga pernah ngeliat gw. Kayanya gw tuh ga ada. Waktu gw sapa, "Ma, apa kabar?"… nyokap gw diem aja, seolah-olah ga denger. Gw marah banget. Tapi gw inget pesen kakek gw. Kakek gw bilang, kalo gw sayang ama mereka, jangan bikin masalah ama nyokap gw."
"Sejak itu gw ga pernah negur nyokap gw lagi. Waktu nenek gw meninggal juga, gw ga ngomongin dia. Gw sekarang bener-bener sendiri. Suami nyokap gw justru yang sering ngontak gw."

Gw diem dan terpana. "A" yang iseng, yang kocak dan yang rame itu ternyata punya latar belakang seperti itu.

"Ergh…sampe sekarang lu belon ngomongan ma nyokap elu?"
"Yup. Orang dia benci banget liat gw, gimana caranya ngomongan?"
"Ergh…percaya deh ama gw. sebeanranya dia juga tersiksa. Dia sama sekali ga benci ama elu. Dia juga sayang ama elu. Tapi pengalaman buruknya itu jadi trauma dalam hidupnya. Dan, setiap ngeliat elu, dia selalu inget bokap elu . Apalagi muka lu ama bokap lu kaya potokopian gitu."
"Trus, gw tau apa? Kenapa kebenciannya itu dilimpahkan ke gw?"
"Ga ada yang salah. Nyokap lu ga bisa disalahkan, apalagi elu. Kalian berdua sama-sama korban"

Diem sejenak

"Gw boleh kasih saran?"
"Yup"
"Nyokap lu juga butuh bantuan melupakan trauma masa lalunya. Dia hanya ingin melupakannya. Gw pikir, karna ini bulan ramadhan, lu bisa mulai membuka hati lu dan memaafkan nyokap elu. Biar puasa lu tahun ini bermakna. Apalagi kaya lu bilang, bokap tiri elu ternyata baik dan selalu mengontak elu. Apa lu ga pernah kepikiran, mungkin itu disuruh nyokap elu?"
"Iya kalo emang gitu. tapi gw ga yakin, DIE!"
"Yah udah kalo gitu. pikir2 aja dulu. Penyesalan itu selalu datang terakhir. Kaya cerita yang lu forward ke gw itu. gw juga yakin, walau lu berusaha membencinya, tapi sebenarnya lu sayang ama nyokap lu. Lu butuh kasih sayangnya. Lu butuh perhatiannya. Yah ga ada salahnya kalo elu yang datang."
"Akh…liat ntar aja deh, DIE!"
"Ok deh! Minta petunjuk Tuhan aja. Kalo lu sholat, yah aduin aja masalah lu ini ke Tuhan. pasti deh Dia buka jalan. Ok, bos?"
"Tumben lu rohani gini. Biasanya lu yang paling nyablak. Heuheuheuheu!"
"Heh, mongki! Lu kaga liat apa ada sayap putih di pundak gw. wakakakka!"
"Wakakaka! Ok deh, DIE. Tengkiyu banget yah. Ergh…gw ga kena tarif konsultasi kan?"
"Yeee…lu kata ada yang gratis di bumi ini?"
"Heuheuheuheu! gw bener-bener say thank you nih!"
"Ya elah…gitu aja dipikirin. Friends are like angels, who help us fly when our wings have forgotten how to fly!"
"Yang artinya?"
"Dilarang merokok! Wakakakakakakka!"
"Gila! Yah udah deh, gw mo kerja lagi."
"Yup!"
Hm…berbagai macam garisyang udah Tuhan tentukan untuk dijalani semua umat-Nya. Thanks a lot, Lord…for all of Ur blessing in my life.
Wrote by noldie @ 1:46 PM |