Thursday, November 10, 2005
kegalauan noldie
Beberapa hari menjelang Lebaran, gw dikejutkan ama satu sms dari temen gw…

"DIE, gereja gw ditutup massa. Ga ada lagi yang boleh beribadah disana. Kalo ebrani macem-macem, di hajar!"

Gw baca sms itu merinding sekaligus menangis. Tuhan, apalagi ini?

Setelah itu gw langsung ngobrol panjang lebar ama dia. Gereja yang sudah berdiri 20 tahun itu, ditutup massa dengan alasan, bahwa jemaatnya di lingkungan itu sedikit banget. Memang bisa dibilang 80 persen jemaatnya bukan dari lingkungan itu. Anehnya lagi, justru tetang-tetangga gereja itu tidak ada yang keberatan. Tau-tau…massa datang begitu banyak dan mengobrak-abrik gereja itu. Dan…SANGAT TIDAK MENGHERANKAN…kalau berita ini tidak eprnah diekspos oleh media. Setelah ngobrol panjang, dan diakhiri dengan ucapan "Ada rencana Tuhan yang indah dibalik semua ini. Tetap berdoa yah!"…pembicaraan pun diakhiri.

Setelah itu, gw berpikir, kenapa dan ada apa ama rakyat saat ini. gw inget waktu gw SD, SMP, SMU, bahkan di perkuliahan sendiri pun, dikatakan bahwa UUD dan negara menjamin KEBEBASAN tiap umat untuk memeluk dan beribadah menurut agamanya masing2. Ergh...apa pemerintah lupa? Apa pihak kepolisian lupa? Apa RT/RW/LURAH/CAMAT lupa? Ato emang ga pernah denger sama sekali? Apakah alasan penutupan itu bisa dibenarkan?

Ergh…sorry, gw kebawa emosi.

Gw bukannya mo nyalahin siapa2. Tapi sedih aja. Walaupun gw tau, resiko menjadi "KAUM MINORITAS" yah seperti ini.

Masalah ini gw ceritakan kepada teman-teman gw yang seagama dengan mereka. dan semua jawaban mereka…

"Jangankan orang-orang Kristen, DIE. Gw aja yang seagama dengan mereka, bingung, kok polisi tinggal diam sih ngeliat ke-anarkhis-an mereka? Agama gw juga yang jadi jelek. Padahal itu karna kepicikan mereka."

Kembali gw bingung! Hm, mungkin permasalahnnya adalah, penafsiran agama yang terlalu berlebihan. Sehingga dianggap semua yang tidak sepaham adalah musuh yang wajib dibumi hanguskan! Kalau sudah sampai disini persoalannya, yah tidak ada yang bisa dilakukan.

Gw jadi teringat pengalaman temen gw yang berasal dari ras cina, ketika berjalan kaki melewati posko salah satu Front yang mengatasnamakan agama. "Hoi, kepala lu halal tau!"

Temen gw pucat. Dan buru2 mempercepat jalannya. Diiringi gelak tawa dari gerombolan pengikut Front itu. Kayanya, nilai-nilai kebangsaan itu sudah luntur. Malah, yang gw denger…akan dibikin satu UU mengenai lokasi peribadatan itu sendiri. Bahwa satu tempat beribadat bisa didirikan apabila anggotanya lebih dari 50% dilingkungan itu. Akh…! Gw bingung mau ngomong apalagi.

Mungkin ini hanya salah satu ungkapan dari kaum minoritas saja…

Tapi gw juga tidak menutup mata, mungkin ada tindakan-tindakan yang kurang pas dari pihak kristiani juga. Yang mungkin akhirnya menimbulkan luka.

Kalau gw bisa kasih saran…

Marilah kita kembali ke makna agama kita masing2. Melihat dan memahaminya dengan hati yang jernih. Sebab, kalau kita jujur sama diri kita sendiri, Tuhan tidak eprnah menganjurkan kita untuk saling membenci, saling menindas, saling membasmi.Tuhan adalah pribadi yang maha pengampun, maha pemaaf, maha lembut dan maha pengasih. Bukankah nilai2 itu yang harus kita teladani.

Kedua belah pihak sepertinya harus merenunginya kembali.

Dimulai dari gw sejak saat ini!
Wrote by noldie @ 1:48 PM |